Penanggalan di meja saya sudah berganti. Bahasa kerennya,
kita sudah menanggalkan apa yang terjadi di tahun 2011 dan menyongsong harapan
baru di tahun 2012. Artinya, mungkin mayoritas dari kita menghabiskan minggu
pagi dengan tergolek lemas gara-gara hangover
pasca pesta kembang api saat countdown
tiba. Dan kali ini, saya keluar dari barisan. Balik kanan bubar jalan.
Karena, saya tidak termasuk dalam ‘kita’ yang merayakan gegap gempita
pergantian tahun dengan tiupan terompet, pesta kembang api, atau semerbak
jagung bakar.
Menyesal? Tidak. Karena toh faktanya, selama bertahun-tahun
sebelumnya saya selalu merayakan tahun baru dengan ritual khusus: tidur. Dan
tahun ini adalah tahun kedua ritual saya tersebut tidak terlaksana. Dua tahun
lalu (atau mungkin tahun lalu, I totally forgot), saya absen tidur saat orang
lain sibuk meniup terompet dan menyalakan kembang api. Penyebabnya gara-gara
janji untuk merayakan tahun baru bersama teman-teman, secara virtual. Oke, saya
ngaku! Saat itu saya merayakan tahun baru dengan main game Lineage II di warnet
dekat rumah. Gak gitu rugi, karena selama hampir 2 jam, saya dapat makanan dan
minuman gratis dari pemilik warnet. Lumayan lah untuk mengenyangkan perut.
Dan tahun ini, ritual khusus saya kembali terputus.
Penyebabnya gara-gara si laptop ngambek dua hari sebelum tahun baru. Tiba-tiba
saja layar monitor gelap. Berkali-kali usaha saya tanpa hasil, hanya bertemu
jalan buntu. Kata #papachan, “Laptop kamu ngambek tuh, akhir tahun bukannya
libur malah disuruh kerja”. Saya nyengir. Faktanya, saat si laptop ngambek,
saya gak lagi ngerjain kerjaan kantor. Tapi lagi main solitaire sambil bersiap
nonton film. Sebelumnya, saya setting tune-up
utilities 2011 untuk mengaktifkan turbo boost. Sebelumnya (lagi),
menjalankan tune up utilities disk
doctor. Well, sebenernya saya menyimpan sebuah curigation. Jangan-jangan
penyebab utama laptop saya sakit gara-gara si tune-up dan salah satu
aplikasinya?
Walhasil, saya ngungsi di tempat Pujo sejak Sabtu (31/12)
sore. Oia, Pujo ini salah satu ahli IT yang sehari-harinya aktif bergelut di
bidang game online. (baca: doi gamer yang jauh lebih ngerti soal laptop dan
computer dibanding saya). Setelah bolak-balik restart dan cek sana-sini,
termasuk juga hasil googling, kami
bertiga (saya, #papachan, Pujo) menemukan apa nama penyakit si laptop. Blank
Screen of Death. Selintas terdengar seperti nama sebuah skill mage bagi saya. Skill
yang bisa memberi efek stun, pain, vampiric, dan fear dalam waktu bersamaan.
Durasinya? Jangan tanya! Lebih dari 1x24 jam. Mungkin lain kali si BSoD ini
harus lapor ke ketua RT kalau mau bertandang di lain waktu. Eh, jangan! Jangan
mampir-mampir lagi! >,<
Dan akhirnya, saat tetangga kanan-kiri asyik meniup terompet
dan membolak balik jagung juga ayam bakar, kami bertiga justru kompak menghela
napas lega. Si laptop bisa beroperasi kembali. Fiuh! Walaupun akhirnya terpaksa
diinstal ulang, hiks. Untungnya, si mister IT ini sudah lebih dulu memindahkan
semua data-data saya yang berada di drive C:. Entah dengan command prompt yang
bagaimana. Yang pasti, semua data terselamatkan meski saya harus install ulang
semua program yang kerap saya gunakan. Jadi, saat orang lain sibuk mengucap
‘Selamat Tahun Baru’, dari bibir saya
justru terucap ‘Selamat (Belum) Perlu Beli Laptop Baru’.