Sunday, 1 January 2012

[not] a happy new year


Penanggalan di meja saya sudah berganti. Bahasa kerennya, kita sudah menanggalkan apa yang terjadi di tahun 2011 dan menyongsong harapan baru di tahun 2012. Artinya, mungkin mayoritas dari kita menghabiskan minggu pagi dengan tergolek lemas gara-gara hangover pasca pesta kembang api saat countdown tiba. Dan kali ini, saya keluar dari barisan. Balik kanan bubar jalan. Karena, saya tidak termasuk dalam ‘kita’ yang merayakan gegap gempita pergantian tahun dengan tiupan terompet, pesta kembang api, atau semerbak jagung bakar.

Menyesal? Tidak. Karena toh faktanya, selama bertahun-tahun sebelumnya saya selalu merayakan tahun baru dengan ritual khusus: tidur. Dan tahun ini adalah tahun kedua ritual saya tersebut tidak terlaksana. Dua tahun lalu (atau mungkin tahun lalu, I totally forgot), saya absen tidur saat orang lain sibuk meniup terompet dan menyalakan kembang api. Penyebabnya gara-gara janji untuk merayakan tahun baru bersama teman-teman, secara virtual. Oke, saya ngaku! Saat itu saya merayakan tahun baru dengan main game Lineage II di warnet dekat rumah. Gak gitu rugi, karena selama hampir 2 jam, saya dapat makanan dan minuman gratis dari pemilik warnet. Lumayan lah untuk mengenyangkan perut.

Dan tahun ini, ritual khusus saya kembali terputus. Penyebabnya gara-gara si laptop ngambek dua hari sebelum tahun baru. Tiba-tiba saja layar monitor gelap. Berkali-kali usaha saya tanpa hasil, hanya bertemu jalan buntu. Kata #papachan, “Laptop kamu ngambek tuh, akhir tahun bukannya libur malah disuruh kerja”. Saya nyengir. Faktanya, saat si laptop ngambek, saya gak lagi ngerjain kerjaan kantor. Tapi lagi main solitaire sambil bersiap nonton film. Sebelumnya, saya setting tune-up utilities 2011 untuk mengaktifkan turbo boost. Sebelumnya (lagi), menjalankan tune up utilities disk doctor. Well, sebenernya saya menyimpan sebuah curigation. Jangan-jangan penyebab utama laptop saya sakit gara-gara si tune-up dan salah satu aplikasinya?

Walhasil, saya ngungsi di tempat Pujo sejak Sabtu (31/12) sore. Oia, Pujo ini salah satu ahli IT yang sehari-harinya aktif bergelut di bidang game online. (baca: doi gamer yang jauh lebih ngerti soal laptop dan computer dibanding saya). Setelah bolak-balik restart dan cek sana-sini, termasuk juga hasil googling, kami bertiga (saya, #papachan, Pujo) menemukan apa nama penyakit si laptop. Blank Screen of Death. Selintas terdengar seperti nama sebuah skill mage bagi saya. Skill yang bisa memberi efek stun, pain, vampiric, dan fear dalam waktu bersamaan. Durasinya? Jangan tanya! Lebih dari 1x24 jam. Mungkin lain kali si BSoD ini harus lapor ke ketua RT kalau mau bertandang di lain waktu. Eh, jangan! Jangan mampir-mampir lagi! >,<

Dan akhirnya, saat tetangga kanan-kiri asyik meniup terompet dan membolak balik jagung juga ayam bakar, kami bertiga justru kompak menghela napas lega. Si laptop bisa beroperasi kembali. Fiuh! Walaupun akhirnya terpaksa diinstal ulang, hiks. Untungnya, si mister IT ini sudah lebih dulu memindahkan semua data-data saya yang berada di drive C:. Entah dengan command prompt yang bagaimana. Yang pasti, semua data terselamatkan meski saya harus install ulang semua program yang kerap saya gunakan. Jadi, saat orang lain sibuk mengucap ‘Selamat Tahun Baru’, dari  bibir saya justru terucap ‘Selamat (Belum) Perlu Beli Laptop Baru’.