Aturan bahwa tidak makan (sedikit) lebih baik daripada tidak
minum tidak berlaku bagi saya. Tidak makan justru jauh lebih berbahaya. Saya
bisa mati kalau tidak makan, terutama makanan enak. Tepatnya, mati penasaran.
Selama 2 tahun terakhir, saya selalu rajin berpetualang
mencari makanan enak dan murah. Dan selalu ada #papachan yang setia menemani
(sekaligus bayar bill). Entah karena si #papachan memang jauh lebih mengerti
tentang rasa makanan atau memang dasarnya saya doyan makan, nyaris setiap
makanan yang kami coba selalu membuat lidah bergoyang. Eh, kecuali 1 tempat:
Tosoto di Cirendeu. Buat lidah kami, soto yang dihidangkan disana rasanya lebih
mirip air panas campur minyak yang dikasih garam lalu ditambahkan potongan ayam
dan perasan jeruk nipis. Dan sejak saat itu, kami berdua selalu terkikik saat
melewati kedai soto tersebut. Anehnya, kedai bermerk sama di Point Square
justru kerap ramai pengunjung setiap weekend. Entah karena gak ada pilihan
makanan lain yang bisa ditempati, atau memang rasa di kedai tersebut lebih enak
daripada kedai yang di pinggir jalan Cirendeu. Atau lidah pengunjungnya yang
gak beres, ihihi. *ups*
Nah, kembali tentang makanan enak dan murah, saya dan
#papachan menemukan santapan yahud saat ke Bandung beberapa waktu lalu. Namanya
Tom Yum. Rasanya? Yum Yum!
Awalnya, saya terpikat dengan iklan kedai Tom Yum tersebut
di jagad Twitter. Lihat foto makanannya kok bikin saya lapar. Maka saya pun
bertekad, akan mencoba Tom Yum tersebut saat berkunjung ke Bandung. Pucuk
dicinta ulam tiba, rupanya teman-teman game saya dan #papachan mengadakan kopi
darat di Bandung. Ya sudah, saya dan #papachan pun terbang ke Kota Kembang
dengan membawa 3 misi: gathering, bertemu sahabat saya di ITB, dan mencoba Tom
Yum. Ketiga misi dijalankan dengan membawa seorang penyusup: adik lelaki saya
yang enggan ditinggal sendirian di kosan.
Setelah membujuk rayu setengah mengancam, #papachan dan adik
saya akhirnya mau mengantarkan ke kedai Tom Yum, yang sayangnya waktu itu masih berada di
pusat jajanan yang lokasi sangaaaaaaat jauh dari kosan. Apalagi malam itu
hujan. Tapi akhirnya kami bertiga tidak ada yang menyesal. Makanannya enak! Ya
Tom Yum, bihun pedas, mie bersantan yang dilahap #papachan. Rasanya gabungan citarasa Indonesia dan negara asli Tom Yum. Rempah-rempahnya berasaaaaa banget! #papachan yang jago masak pun mengaku puas. Well,
satu-satunya dia komplain adalah perpaduan kuah dan daun kemangi yang tidak
digunakan optimal.
“Ini bisa lebih enak lagi nih ay, asal daun kemangi nya gak
sekedar jadi hiasan. Tapi dijadiin penambah aroma. Harusnya, setelah semua isi
disusun dalam mangkok, trus tambah kemangi di atasnya, baru disiramin kuah
panasnya sebelum disajiin. Itu bakal jadi keluar aroma wanginya, plus nanti ada
keluar juga rasa kemanginya. Pasti lebih enak!”
Saya yang memang kalah pengalaman soal urusan di dapur cuma
mengangguk-angguk. Adik lelaki saya yang memang tertarik soal urusan dapur
mendengarkan dengan seksama sambil sesekali bertanya, “Mas, yang ini rasanya
dari apa ya?”
Sedang saya, tetap jadi pendengar setia sambil sesekali
mengutuki saat sore ketika bertemu sahabat di Gelap Nyawang sembari mengudap soto
ayam, es campur, dan nasi goreng. Andai saja, sore itu saya tidak gelap mata
melihat beragam menu, pasti masih banyak ruang di perut untuk menghabiskan
seporsi Tom Yum sampai tandas. Andai saja, saat memesan Tom Yum saya ingat
untuk menambahkan kalimat wajib saya: “Gak pedes ya” (lah, emang bisa gitu pesen Tom Yum gak pedes? *minta dijitak*).
Tapi, andai malam itu saya tidak berhasil membujuk #papachan
dan adik lelaki saya, mungkin saya sudah mati. Iya, mati penasaran! Apalagi,
berkat keramahan admin @YamYumSimplisio dan @PudingSimplisio, malam itu saya diberi
bonus 3 cup pudding rasa anggur, jeruk, dan leci—yang semuanya tuntas masuk ke
perut saya, tanpa dibagi ke dua pria pendamping saya. Habisnya enak sih!
Apalagi buat saya yang sedang kepedesan *alibi*. xD
Dan saya makin percaya, tidak makan makanan enak akan membuat
kita mati. Mati penasaran. Well, sebenarnya gak ada garansi juga sih kalo bakal
mati penasaran. Tapi, percaya gak percaya, siapapun yang melihat twit foto dari
@YamYumSimplisio lambat laun bakal kena kutukan! Namanya Kutukan
Penasaran-Pengen-Nyobain-Rasa-Makanannya. Believe it or not, that curse happen
to me.
Avada Kedavra!
Percayalah, foto ini bohong! Porsi aslinya jauh lebih BANYAK daripada di foto. |
*PS: untungnya, sekarang kedai Tom Yum dan Puding Simplisio
sudah pindah rumah. Lebih dekat ke kosan adik saya: di Jl. Ambon No. 19
Bandung. Dengan harga yang lebih murah karena gak kena pajak foodcourt, dan
dengan menu yang lebih beragam. By the way, saya lagi ngidam pengen nyobain Tom Yum Udang dan Bakso dan varian rasa terbaru pudingnya. Ada mau ikut menginvasi kedai Tom Yum? xD
patut dicek kebenarannya :D
ReplyDeleteMonggo, jeng.. Sekarang harpa per porsinya lebih murah daripada waktu dulu masih di Pascal Hypersquare.. menu nya lebih banyak dan beragam.. aaaahhh~~ jadi pengen ke Bandung lagi T_T
ReplyDeletelah, memang skrg dimana? wooo, makanya kalo ke bandung bilang-bilang dongs, apalagi berburu kuliner :D
ReplyDelete