3
Years Later
Pagi yang cerah di Port Lux. Aku
memasukkan 3 setel pakaian yang baru saja selesai dicuci ke dalam tas dan
bersiap-siap untuk pergi.
“Heeei, udah siap nih ceritanya?”, ujar Nydia yang baru saja memasuki
kamar.
“Yah, begitulah…”, jawabku sambil
tersenyum simpul.
“Siiiippp… Emmm, tapi kamu yakin enggak mau tinggal lebih lama lagi? Baru
juga 3 hari. Kamu enggak betah ya nginep di rumah baru aku?”, wajahnya
menyiratkan sedikit kekecewaan.
“Lah, bukan gitu. Kalo bisa sih justru aku pengen di sini terus. Rumah kamu bagus, tempatnya juga enak banget. Tapi mau gimana lagi… Aku harus balik ke Tower
of Sage hari ini, dan hari ini cuma ada pagi-pagi kan jadwal kapalnya. Maaf
yaaa, hehe.”
“Hmmmhh. Ya udah deeeh… Salam buat Raydic sama Stevaroz ya. Bilangin mereka harus dateng ke sini minggu depan. Sok-sok
sibuk banget sih, pake alibi banyak
kerjaan segala. Huh!”
“Ahahaha. Iyaaa nanti aku bilangin deeh. Makasih banyak ya, Nyd.”
“No
probleeem… Makasih banyak juga udah dateng
ke sini, hehe. Nanti kalo kalian bisa dateng
bertiga, kita pesta-pesta deeh. Hehe.”
“Ahahaha, bereeeess.” Kali ini
kuacungkan dua jempol padanya.
Aku berjalan keluar dari rumah Nydia
dan mulai menyusuri jalan menuju pelabuhan sambil memanggul tas punggung di
bahu kanan. Sama sekali tidak terasa berat, karena memang barang bawaanku hanya
sedikit.
Hmmh, akhirnya kembali ke rutinitas pekerjaan.
Rasanya memang ingin terus berada di sini, apalagi sudah lama sekali sejak
terakhir kali aku berkunjung ke Port Lux. Tak lama, akhirnya pelabuhan pun
terlihat. Sebenarnya tidak tepat juga disebut pelabuhan karena ukurannya yang tidak
terlalu besar. Hanya ada sebuah dek yang bisa memuat maksimal 3 kapal kecil. Saat
aku sudah semakin mendekati pelabuhan, seekor kupu-kupu merah terbang melintas di
depanku.
Kupu-kupu
merah, eh…?
Mendadak terasa hawa yang benar-benar
aneh. Aku segera menoleh kesana-kemari seperti sedang mencari sesuatu, meskipun
belum sepenuhnya sadar mengenai apa yang kucari. Namun akhirnya kuhentikan
pandanganku pada dua orang di kejauhan. Mereka tengah berjalan menyusuri pantai
di sebelah pelabuhan.
Seorang
gadis berambut merah panjang bersama seorang laki-laki…
Aku berusaha untuk menajamkan
pandangan dan menata kembali pikiranku untuk beberapa menit.
Ya…
Postur tubuh dan perawakannya benar-benar serupa, seperti gadis kecil berambut
merah yang kuingat 3 tahun lalu. Kini gadis itu memakai baju lengan panjang dan
rok panjang berwarna merah muda keunguan, dan sedang menggendong bayi.
Hanya saja, ada yang terasa sedikit
berbeda dibandingkan apa yang pernah kuingat dulu dari si gadis kecil berambut
merah. Senyum dan ekspresi wajahnya seolah-olah mengatakan bahwa dia sekarang jauh
lebih dewasa, dan hampir tidak memiliki sifat-sifat jelek yang dimilikinya; yang
kutemukan pada sosok si gadis berambut merah dalam mimpi panjangku dulu. Bahkan
kini aura keibuan pun terpancar dari dirinya.
Tanpa
diperintah, secara otomatis wajahku membentuk senyum saat melihatnya…
Samar-samar kudengar suara laki-laki
di sebelahnya.
“Mah, kamu abis sakit kan? Udah minum vitamin belum?”
“Oh iya, hampir aja lupa.”
Gadis itu pun menelan sebutir kapsul
vitamin dengan mudahnya dan meminum air dari botol yang baru saja diberikan
oleh laki-laki di sebelahnya. Padahal seingatku, gadis berambut merah yang ada
dalam mimpiku tidak bisa menelan tablet atau kapsul obat.
Ah,
rasanya ingin sekali aku berlari dan menghampirinya… Sangat banyak yang ingin kukatakan…
Tapi nyatanya kakiku laksana batu, tidak melangkah sesenti pun…
Lagipula, memangnya dia kenal
denganku? Mungkin kebetulan saja kan dia ada dalam mimpi anehku itu, hahaha.
Tapi pikiran aneh kembali muncul di kepalaku.
Apa dia juga pernah memimpikan hal yang
sama sepertiku…?
Tapi cepat kutepis pikiran itu. Kayaknya
mustahil banget.
Yang
jelas, aku benar-benar senang dan bersyukur bisa mengalami mimpi seperti itu.
Jika tidak, mungkin aku tidak akan bisa menjadi seperti sekarang ini…
Dan apa yang kurasakan dalam mimpi itu
masih sama sampai sekarang, sama sekali tidak berubah…
Sambil tetap tersenyum, aku pun
kembali berjalan ke pelabuhan.
Terima kasih, Winnevia…
Ya, sekarang… Waktunya pulang…
*)Based on my @CABALIndonesia's character. Written by an old friend. Edited by me.
Psst, by the way, actually that's name mentioned above was not exactly my character's name :p
No comments:
Post a Comment