Sunday, 29 May 2011

Game Online, Trend Baru Bersosialisasi (Part 1)


“Hai, beib (panggilan mesra untuk lawan jenis,red —berasal dari bahasa Inggris-baby). Kamu ke mana aja? Koq gak pernah kasih kabar ke aku sih? Gak kangen ya, sama aku?”
“Maaf beib. Aku lagi banyak tugas di kantor. Makanya baru sempet main lagi sekarang. Pindah lobby (ruang tunggu,red) yuk. Kita kiss (ciuman,red—fasilitas dalam game bagi pasangan) dulu.”
***

Percakapan di atas bukan terjadi antara sepasang kekasih yang nyata. Tapi antara perempuan dan laki-laki di dalam game online Ayodance. Di game ini, selain pemain bisa saling adu ketangkasan tangan dan telinga dalam menarikan sebuah lagu, juga dapat mencari pasangan. Mau pasangan yang berlaku hanya di dalam game atau pasangan di kehidupan nyata? Bebas koq. Suka-suka saja.
Seperti Fatkur dan Rhani di atas, yang memilih berpasangan hanya di dalam game. Di luar itu, mereka tetap berteman tanpa ada embel-embel mesra. Tapi saat bertemu dalam game, keduanya langsung ganti “baju” menjadi sepasang kekasih. Saking mesranya, tak ada yang dapat mengira kalau dalam kehidupan nyata, sebenarnya mereka hanya berteman. Bahkan mereka sama-sama sudah punya pacar yang ‘nyata’.
“Ketemu juga cuma pernah sekali koq. Itu juga cuma satu hari aja, dan kita malah main game bareng. Pacar kita berdua sama-sama tahu soal saya sama dia (Rhani,red) yang jadi pasangan di Ayodance. Tapi gak masalah tuh. Kan cuma boong-boongan, cuma becandaan aja. He he he,” terang Fatkur sambil terkekeh.
Ya, sekarang game online sudah menjadi fenomena yang tak asing lagi. Tua muda, pria wanita, semua asyik bermain game. Bahkan dari data yang dikeluarkan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) menyatakan, 1 dari 8 orang Indonesia adalah pemain game online. Dalam data yang dapat diunduh melalui situs Depkominfo ini disebutkan, hingga saat ini jumlah warung internet yang tersebar di seluruh Indonesia mencapai lima juta warnet dengan rata-rata tiap warnet memiliki sepuluh komputer. Padahal, masih menurut data tersebut, jika pengguna game online rata-rata enam orang per warnet, maka setidaknya ada 30 juta orang Indonesia yang memainkan permainan interaktif tersebut. Jumlah yang sangat fantastis bukan? Mengingat di Indonesia, game online baru mulai dikenal tahun 2001.
Menurut situs Wikipedia, game online adalah permainan yang dimainkan oleh beberapa orang dengan sistem jaringan komputer. Dengan kata lain, kita dapat memainkan game online apabila terhubung dengan jaringan internet maupun Local Area Network (LAN).
Kata game tidak terlepas dari kata permainan. Game sudah kita kenal semenjak usia bayi di bawah lima tahun (balita) sampai sekarang. Seiring berkembangnya arus teknologi terutama dalam bidang informasi dan komunikasi, jenis permainan yang ada pun berevolusi. Puncaknya, saat ini dapat kita lihat perkembangan beragam permainan yang telah menggunakan alat-alat elektronik seperti GameBoy, Play Station, game house di komputer, bahkan game yang terdapat di dalam alat komunikasi (gadget) seperti handphone.
Kemunculan game online diawali dari munculnya software Java dan Flash keluaran Microsoft. Bermula dari  permainan yang berdasarkan teks hingga permainan yang menyatukan grafik serta warna yang kompleks seperti game saat ini. Teknologi dalam streaming audio, video dan sejumlah interaksi di dalamnya telah berhasil meciptakan dunia ideal bagi pengguna game online. Di dalam game online, mereka memiliki teman atau komunitas permainan, tempat berbagi pengalaman bak simulasi kehidupan sehari-hari.hal ini semakin menjadikan game online menjadi salah satu bentuk baru aktivitas sosial. Kecocokan antar pemain terkadang pula membawa mereka ke dalam pertemanan di kehidupan nyata.
***

Sekitar enam atau tujuh tahun lalu game yang menggunakan sistem LAN—kerap disebut game jaringan sempat menjadi fenomena di kalangan gamer Indonesia. Saat itu, game Counter Strike menjadi game terlaris di kalangan gamer. Lambat laun, kepopuleran Counter Strike pun mulai termakan jaman. Dewasa ini, banyak gamer yang mulai beralih menggandrungi DotA, game yang mengusung genre Real Time Strategy (RTS) dan dimainkan oleh jutaan orang di berbagai belahan dunia, sehingga akhirnya game tersebut mampu membentuk sebuah komunitas yang mengagumkan. Berdasarkan pengamatan kami, dalam satu kali permainan yang berdurasi 1 jam, rata-rata sebanyak 2.368 pemain terhubung satu sama lain dalam 200 game DotA.
Seiring dengan semakin meningkatnya ketertarikan terhadap game, teknologi piranti lunak untuk game pun berkembang makin pesat. Yang awalnya hanya sekedar game berbasis PC atau TV yang dimainkan sendiri atau secara bersamaan (multiplayer) di sebuah medium yang sama, kini mulai bergerak ke arah permainan yang terhubung secara online. Artinya, pemain dapat beradu strategi dan keterampilan dengan sejumlah besar pemain yang berada di belahan dunia lain melalui internet.
Jenis-jenis game online bergenre Multiplayer Online Game (MOG) tidak berbeda jauh dengan game berbasis LAN. Ada yang mengusung strategi, role playing, atau bahkan sport. Sebut saja, DOMO (Dream Of Mirror Online) yang berjenis Role Playing Game (RPG), PangYa yang berjenis fantasi sport atau GunBound yang mengusung kategori turn-based.
Pembagian jenis game semacam inilah yang kemudian mengotak-kotakkan beberapa game sehingga memiliki penggemarnya masing-masing. Inilah yang kemudian menjadi faktor pembeda dengan game online standar yang sering dijumpai di situs-situs seperti Yahoo atau MSN. Jika game online seperti yang disebut di atas membutuhkan ketekunan dan keterampilan dalam memainkannya, game-game online standar seperti Yahoo Pool sama sekali tidak membutuhkan ketekunan.
Setiap tahun, rata-rata pertumbuhan game online mencapai 79% setiap tahunnya. Perkembangan game online yang cukup pesat ini ditunjang oleh penambahan pemain dan game yang diciptakan. Bagi pemain, game online saat ini bukan sebagai hiburan semata. Bermain game diyakini secara tidak langsung sebagai ajang mengasah otak. Pemain dapat mengasah kecepatan berpikir dan melatih otak saat bermain game. Di Indonesia saat ini terdapat kurang lebih 12 game online yang aktif menyediakan jasanya.
Fenomena game online yang dijadikan sebagai gaya hidup di belahan dunia saat ini cukup menakjubkan. Aktivitas bermain game online diprediksi dapat mengalahkan keberadaan situs-situs populer dengan tema jaringan sosial seperti Friendster, Multiply, YouTube, dan website lainnya yang menyediakan video online.
Setidaknya, seperti itulah kenyataan yang diungkapkan oleh Parks Association dalam risetnya, The Casual Gaming Market Update, yang ditulis situs www.d-net.com. Penelitian tersebut menyatakan bahwa dua pertiga pengguna internet dewasa di Amerika Serikat selalu bermain game online. Sedangkan 29% dan 19% masing-masing mengaku rutin menonton video online dan mengunjungi situs jaringan sosial.

Game Online di Indonesia
Game online pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 2001. Saat itu, jumlah pemain game online terbilang sangat sedikit. Jenis permainannya pun belum sepopuler sekarang. Tapi sekarang peminat game online makin banyak, tidak hanya anak-anak kecil dan remaja, orang dewasa pun ikut-ikutan keranjingan. Ini disebabkan grafik games yang semakin jelas dan mirip seperti aslinya, juga karena jenis game yang semakin banyak, sehingga orang tertantang untuk mencobanya.
Selama empat tahun pertama perkembangannya di Indonesia, hanya ada sembilan jenis game yang beredar, yaitu Nexia, Redmoon, Laghaim, Ragnarok Online, GunBound, Xian, Risk Your Life (RYL), Tantra Online, dan Survival Project (Lihat tulisan: Perintis Game Online Indonesia). Dari sembilan games tersebut, tiga diantaranya telah mati karena kalah bersaing sehingga ditinggalkan peminatnya. Games yang masih bertahan pun hidupnya ibarat orang yang memakan buah simalakama: hidup susah, mati tak mau. Peminatnya sedikit. Para pemainnya sudah berpindah ke lain hati, melirik game lain yang menawarkan tampilan dan gameplay (jalan cerita permainan,red) yang menarik serta beragam keuntungan lainnya.
Hingga kini, ada sejumlah games online yang tengah digandrungi para pemain di Indonesia. Di antaranya adalah: Ragnarok, Stargate, Knight, Deco, Audition Ayodance, GunBound, Xian, Pangya, Seal, Getamped-R, RYL, DotA, RF Online, Yulgang, Ghost Online, Angel Love Online, Street Dancer, Master of Fantasy, Perfect World, dan ROSE Online.
Perkembangan game di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Fenomena game online di Indonesia tidak kalah maraknya dibandingkan dengan yang terjadi di luar negeri. Jumlah game online di atas belum termasuk game yang pernah ada namun kemudian mati karena kurang diminati gamer. Sekarang di mana-mana sangat mudah ditemui warnet-warnet yang menyediakan layanan permainan game online. Tidak hanya di kota-kota besar, beberapa kota kecil pun sudah "diserang" oleh candu ini.
Andi Suryanto, Presiden PT Lyto Datarindo Fortuna, salah satu publisher game di Indonesia mengatakan, potensi pasar Indonesia memang bagus. Ragnarok Online—salah satu game yang dikeluarkan PT Lyto—misalnya, mampu menggaet tiga juta anggota.
”Game Seal Online juga naik anggotanya, sekarang dimainkan sekitar 800.000 orang. Untuk Rising Force (RF) Online dimainkan sekitar 1,5 juta orang di semester awal saat dikenalkan pada publik,” jelas Andi.
Dari segi potensi pasar, jumlah pemain game aktif di Indonesia mencapai sekitar 25 juta orang, mulai dari game console, game online, dan game telepon genggam. Sebuah potensi yang jarang dibahas serius oleh banyak pihak.
Dengan kondisi pasar seperti itu, Indonesia menjadi pasar yang cukup potensial untuk industri permainan interaktif.  Sejauh ini, Indonesia memang menjadi pasar favorit produk Korea, apalagi sebagian besar game online adalah hasil produksinya. Pasar Indonesia memang terbilang seksi karena jumlah penduduknya yang besar.
Apalagi nilai transaksi dari game online tergolong bukan jumlah yang kecil. Dalam satu jenis permainan saja, misalnya RF Online, jumlah rupiah yang beredar pada satu hari bisa mencapai angka Rp 50 jutaan. Transaksi ini berasal dari penjualan voucher game, pembelian barang ke pihak Lyto, juga transaksi dalam mata uang rupiah antar pemain. Transaksi antar pemain ini bisa berupa tukar-menukar voucher, jual-beli karakter game, jual-beli equip dan armor (senjata, pakaian dan perlengkapan karakter,red), serta jual-beli mata uang resmi game.
Tak banyak warung internet (warnet,red) yang menyediakan game online secara serius. Hanya beberapa di antaranya yang terlihat antusias menjadikan warnetnya menjadi trademark bagi para gamer. Dari pengamatan kami, salah satunya adalah X Treme Multi Player Games & Internet Centre, yang terletak di Ruko Bintama No 2, Bintaro.
Bandung yang merupakan kota besar dengan jumlah gamer kedua terbanyak setelah Jakarta pun memiliki banyak warnet serupa. Sebutlah Whiz di kawasan Ciumbuleit yang selain menyediakan layanan game online juga menjual segala macam voucher game terlengkap di Bandung. Atau Kubus, yang sudah membuka dua cabang, di Bandung dan Jatinangor. Selain itu, di Jatinangor juga ada warnet serupa yang selalu dipenuhi para gamer. Misalnya BungaMas, VOD, Starcom, dan Batara.
Mengenai laba yang diperoleh, Andre tidak mau memberi info. Namun pemilik X Treme Multi Player Games & Internet Centre ini secara diplomatis mengatakan, dari hasil warnet yang dimilikinya, dia sudah menambah satu warnet lagi di kawasan Bintaro, lengkap dengan game centrenya, serta beberapa lagi di Pondok Cabe, Rawamangun dan Jembatan Lima.

***
[bersambung, ahey! :)]

No comments:

Post a Comment