Thursday, 26 May 2011

Kalau Rektor dan Bupati Bertemu... *)


Apa jadinya ya, kalau Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Dr. Ganjar Kurnia dan Bupati Sumedang,  Drs. Don Murdono, SH., M.Si. disatukan dalam sebuah acara? Hmm, mungkin jadinya mereka akan saling melempar keluhan, seperti yang terjadi dalam acara halal bihalal Unpad. Sabtu (27/10) pagi, kedua orang tersebut dipertemukan dalam acara halal bihalal musyawarah pimpinan daerah (Muspida) Unpad dengan jajaran pemerintah daerah (Pemda) Sumedang.
***

Pagi itu, Arboretum Unpad Jatinangor memang tampak lebih ramai dari biasanya. Bahkan dari mulai jalan setapak di depan Fakultas Psikologi, berderet beberapa mahasiswa berjas almamater yang siap menyapa tamu. Dan di ujung jalan setapak itu telah berdiri penerima tamu, Haidar (20) dan Nisa (20).
“Sebenarnya ada dua meja resepsionis. Yang satunya lagi di sebelah rumah Badui. Untuk berjaga-jaga kalau ada tamu yang datang dari arah gerbang Pangdam (pangkalan Damri,red),” jelas Haidar. Bersama puluhan mahasiswa jurusan Biologi lainnya, hari itu ia bertugas untuk membantu pelaksanaan acara halal bihalal Muspida Unpad.
Ya, hari itu di Arboretum memang tengah diadakan halal bihalal Muspida dengan Pemda Sumedang. Selain dosen-dosen, hadir pula camat, kepala desa, perwakilan DPRD Sumedang, Karang Taruna, polisi Jatinangor, dan Koramil. Selagi menunggu acara dimulai, Rektor Unpad, Prof. Dr. Ganjar Kurnia terlihat ngobrol-ngobrol santai dengan beberapa dosen dan kepala desa serta camat.
“Acara ini memang sengaja ditujukan untuk mendekatkan diri dengan keluarga besar Jatinangor. Apalagi momennya pas, sesudah Lebaran, dimana biasanya kita selalu ada tradisi untuk berhalal bihalal, bersilaturahmi. Karena bagaimana pun juga, kita (Unpad,red) adalah bagian dari keluarga besar Sumedang,” tuturnya.
Sembari menunggu acara dimulai, beberapa dosen lainnya tampak asyik menembangkan beberapa lagu favorit. Dosen pemenang Unpad Idol yang diselenggarakan saat Dies Natalis Unpad lalu, H. Kuntana Magnar, SH., M.H. yang akrab dipanggil Pak Kun-Kun, didaulat untuk menyumbangkan beberapa lagu. Bersama Ibu Husein, mereka menyanyikan lagu Euis yang disambut dengan tepukan meriah para tamu.
Setelah menunggu satu jam, akhirnya acara dimulai pukul 10.00. Usut punya usut, ternyata acara ngaret gara-gara menunggu kedatangan Bupati Sumedang Drs. Don Murdono, SH., M.Si. Hingga menit-menit terakhir, penyelenggara acara belum mendapat kepastian mengenai waktu kedatangan Murdono. “Kemarin sih, ajudannya sudah bilang oke. Mungkin mereka (Bupati dan staffnya,red) ada acara lain dulu atau macet di jalan,” terang Drs. Prihadi Santoso M.S, penanggung jawab acara. Begitu Murdono datang, acara pun segera dimulai. Master of Ceremonies (MC) segera mempersilahkan para tamu untuk berkumpul di tenda sekitar rumah Badui.
“Selamat datang kami ucapkan kepada Rektor Unpad beserta istri, juga kepada Bupati Kabupaten Sumedang beserta jajaran staffnya,” sambut MC. Mendengar perkataan MC, beberapa mahasiswa kontan menahan senyum.
“Wah, Bupatinya bisa ngiri tuh. Pak Rektor bareng istri, eh, dia (Murdono,red) malah bareng staffnya. Cowok semua lagi,” canda Haidar sambil diiyakan oleh mahasiswa lain.

Saling Lempar Keluhan
Saat pembacaan Al-Quran, lantunan ayat suci yang diiringi suara gemercik air di kolam membuat suasana menjadi khidmat. Semua orang terpaku, tanpa kecuali. Usai pembacaan Al-Quran, acara dilanjutkan dengan pemberian sambutan oleh Rektor Unpad. Dalam sambutannya, Ganjar kembali mengeluhkan tentang lingkungan sekitar Unpad yang memprihatinkan.
“Begini Pak Bupati, aliran air kotor di depan gerbang Unpad itu sering tersumbat sampah. Kalau sudah hujan, airnya langsung meluap ke jalan. Apalagi sekarang sudah musim hujan,” keluhnya.
Selain keluhan tersebut, ia juga mengatakan keprihatinan atas hilangnya beberapa tanaman dari Arboretum. Padahal menurutnya, tanaman itu merupakan aset Unpad dan aset Sumedang juga.
“Padahal di sini (Arboretum,red) banyak terdapat tanaman langka,” keluhnya. Ia tak mempersoalkan harga tanaman yang diambil, tapi menyayangkan bahwa tanaman yang diambil adalah bagian dari alat penelitian.
“Bayangkan kalau yang diambil itu ternyata objek penelitian mahasiswa S3. Nanti mahasiswa itu tidak lulus-lulus, gara-gara tanaman yang diambil adalah objek penelitiannya selama beberapa tahun,” sesalnya.
Ganjar juga melaporkan, Unpad telah membangun rumah susun mahasiswa (Rusunawa), yang rencananya akan ditambah lagi sebanyak empat unit, serta pembangunan Bank Mandiri dan pelaksanaan pelatihan terhadap 60 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Alhamdulilah, 20 siswa berhasil lulus SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru,red) 2007. Bahkan beberapa di antara mereka melanjutkan ke Unpad,” tambahnya.
Menjawab keluhan Ganjar, Murdono justru mempertanyakan kembali eksistensi Unpad, terutama di wilayah Kabupaten Sumedang.
“Kadang saya tunggu-tunggu, mana nih bantuan untuk saya. Jadi saya minta dibantu dalam ilmunya. Di sini ‘kan ada berbagai disiplin ilmu. Tetapi kalau di Kab. Sumedang sampai ada kekurangan, berarti bukan kesalahan Kab. Sumedang. Tapi kesalahan Unpad, saya kira,” tegasnya, yang disambut dengan tepukan riuh para tamu.
Menurutnya, Unpad pun turut bertanggung jawab terhadap Kab. Sumedang. Ia juga mengharapkan adanya kesinambungan kegiatan Unpad kepada masyarakat sebagai bentuk implementasi eksistesi Unpad. Ia mengatakan bahwa Unpad jangan hanya menjadi tempat pendidikan yang ekslusif, yang mendidik mahasiswa menjadi sarjana. Tapi juga menjalankan poin ketiga Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat.
Sebelum acara ditutup, sambil berlari kecil, Ganjar mendekati MC. Ia meminta kesempatan untuk berbicara kembali.
“Waduh, saya harus ngomong lagi nih, soalnya tadi saya ditegur. Saya ini paling takut dengan ibu-ibu, Pak Bupati,” jelasnya sambil tersenyum, yang disambut gelak tawa para tamu.
Rupanya ibu-ibu Darmawanita protes karena kinerja mereka tidak disampaikan. Ganjar pun mengatakan, Darmawanita ini sudah bertahun-tahun membuat program pos pelayanan terpadu (Posyandu), yang kini telah membina sekitar 52 Posyandu.
“Kalau yang lain lupa tidak apa-apa. Tapi kalau urusan Darmawanita lupa, ini bahaya,” sambungnya tertawa.
Sebagai bentuk kepedulian dan pengabdian kepada masyarakat Jatinangor, Ganjar juga merencanakan akan melaksanakan pelatihan bagi guru-guru, serta pelatihan komputer bagi perangkat kecamatan.
“Insya Allah, pelatihan komputer akan diadakan awal November,” janjinya.
Sebelum acara berakhir, para tamu sempat bergoyang mengikuti irama lagu yang dinyanyikan Murdono. Saat home band (band pengiring,red) memainkan lagu dangdut, beberapa dosen serta mahasiswa justru asyik menari poco-poco yang dikomandoi oleh anggota Koramil. Sembari diberi bunga, Murdono pun didaulat untuk ikut bergoyang bersama.
“Wah, bunga ini akan saya simpan sampai pulang nanti. Buat kenang-kenangan,” ujar Murdono sambil semangat berpoco-poco.

*) Ini bagian dari tugas mata kuliah Penulisan Feature Cetak. Baru nemu file-nya, hihihi

No comments:

Post a Comment