Game online memang menyajikan kesenangan dan kenikmatan yang besar sehingga terkadang membuat kita terjebak olehnya. Orang yang sudah terbiasa bermain game akan merasa ada yang kurang jika dia tidak bermain barang sehari saja. Memang, game online tidak bersalah apapun terhadap konsumen yang memainkannya—yang salah adalah pemainnya yang tidak dapat lagi menggunakan rasionalitas dalam memainkan game tersebut. Oleh sebab itu, manajemen waktu sangat bermanfaat dalam mengontrol pemain agar waktu tidak habis dan terbuang sia-sia hanya untuk bermain.
Mungkin, kita sebaiknya memang harus merujuk pada tujuan utama dari pembuatan game ketika game mulai diproduksi secara legal. Yaitu untuk menghibur masyarakat yang jenuh dengan kegiatan dan aktivitas sehari-hari, tidak lebih. Dengan begitu, kita hanya akan bermain game untuk bersenang-senang dan melepaskan beban pikiran. Bukannya lantas kecanduan bermain, lantas terjebak dalam fatamorgana kenikmatan semu dari game dan dunia maya yang ditawarkan permainan online tersebut.
Harus Sembuh!
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kecanduan diartikan sebagai kejangkitan atas suatu kegemaran tertentu. Dalam hal ini, kecanduan game online bisa dikategorikan sebagai kecanduan dalam arti negatif, dan perlu disembuhkan sebelum penyakitnya semakin akut.
Menurut Margaretha Soleman, M.Si, Psi, unsur yang paling penting untuk bisa sembuh dari ketergantungan adalah niat, kebulatan tekad, serta kontrol diri untuk dapat terlepas dari kecanduan dan kembali menata kembali kehidupan yang sempat terganggu akibat kecanduan. Setelah ada niat, kita pun perlu mengakui bahwa kita tidak berdaya melawan keingian untuk bermain dan mengakui bahwa hidup kita jadi tidak terarah dan tidak teratur akibat kecanduan bermain game online.
Menurut psikolog yang kerap mengisi rubrik khusus di majalah internal komunitas Bahana ini, sangat penting untuk membuat daftar alasan mengapa ingin berhenti dari kecanduan. Kita dapat bertanya ke keluarga atau teman dekat untuk membantu kita melengkapi daftar itu. Tempelkan daftar ini di tempat yang mudah dilihat untuk membantu menguatkan komitmen. Lalu buatlah rencana kapan kita mau berhenti sepenuhnya. Kontrol diri sangat penting dalam hal ini. Ia mengakui bahwa pada taraf ketergantungan yang sudah tinggi, sangat sulit untuk menghentikan aktivitas secara tiba-tiba. Sama halnya seperti belajar berhenti merokok, pemain harus mengurangi secara bertahap frekuensinya bermain game online.
Setelah itu, tuliskan keuntungan yang dirasakan selama mengurangi dan membatasi bermain game online. Daftar inilah yang dapat menguatkan kita untuk tidak kembali menjadi pecandu game online. Menurutnya, hal yang sangat lumrah jika seorang mantan pecandu game online kembali bermain tanpa mengenal batas waktu setelah ia berhasil berhenti bermain. “Bukan berarti rencana kita gagal. Hal itu wajar terjadi. Yang terpenting adalah kita belajar dari pengalaman agar hal itu tidak terjadi lagi,” tegasnya.
-Yak, tamat deh. Kembali, tulisan ini adalah tugas mata kuliah Indepth Reporting di tahun 2008-
No comments:
Post a Comment